Dalam kondisi normal, sebenarnya tubuh manusia punya infection barrier atau kemampuan untuk mengendalikan infeksi. Risiko penyebaran kuman dari rongga mulut hingga mencapai jantung sebenarnya sangat kecil, namun risiko terburuk harus selalu diantisipasi.
Kondisi terburuk yang membuat kuman penyebab infeksi pada gigi bisa menyebar hingga jantung antara lain adanya infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Menurunnya sistem kekebalan tubuh pada pengidap HIV maupun kondisi lain, misalnya faktor keturunan, bisa membuat infeksi mudah menyebar ke jantung.
"Akan menjadi fatal jika penyebarannya mencapai jantung. Tapi memang jarang, selama saya bekerja baru menjumpai 1 kasus," kata Prof drg Benny S Latief, SpBM(K) dari RS Pondok Indah dalam seminar Pengobatan Terkini Kasus Infeksi di RS Pondok Indah.
Meski begitu, antibiotika tidak selalu menjadi pilihan ketika seseorang mengalami infeksi di gigi. Dalam beberapa kasus infeksi ringan, drg Benny mengatakan bahwa gigi cukup dibor untuk mengeluarkan gas yang terjebak lalu dalam beberapa hari infeksi itu akan mereda karena dilawan sistem kekebalan tubuh.
Sayangnya menurut drg Benny, kadang-kadang keinginan untuk mengonsumsi obat justru datang dari pasien sendiri meski dokter menilainya tidak terlalu perlu. Sudah menjadi budaya bagi kebanyakan orang Indonesia, pergi ke dokter dianggap sia-sia jika waktu pulang tidak mengantongi resep obat.
"Ada kendala budaya, di sini orang sakit kalau periksa lalu tidak diberi obat pasti akan bertanya, 'dok obatnya mana?' Padahal pengalaman yang kami dapat dari dokter-dokter di Eropa, pasien di sana lebih suka diberi sick leave atau surat sakit daripada diberi obat," kata drg Benny yang pernah bertahun-tahun mendalami ilmu bedah mulut di Belanda.
0 komentar:
Posting Komentar